7 Mitos Terbesar Bitcoin. Bitcoin & cryptocurrency merupakan fenomena baru dalam industri keuangan dunia. Saat ini, total nilai pasar bitcoin sekitar 393 miliar dollar (6 ribu triliun rupiah). Nilai ini lebih tinggi dari pada hutang Indonesia pada 2022 yang hanya sekitar 5 ribu triliun rupiah.
Perkembangan bitcoin yang begitu pesat ini, menimbulkan banyak mitos-mitos di masyarakat. Kali ini, kita akan membahas 7 mitos terbesar dari bitcoin. Simak selengkapnya.
1. Bitcoin adalah Buble
Buble merupakan kondisi dimana suatu aset dihargai lebih mahal dari pada nilai asli nya. Kasus buble yang paling terkenal adalah buble bunga tulip di Belanda pada 1637.
Saat itu, harga bunga tulip naik 26 kali lipat dari biasanya. Ketika orang-orang mulai sadar bahwa harga tulip tidak sepantasnya dihargai terlalu mahal, maka buble pecah dan harganya turun drastis, bahkan hampir tidak berharga.
Contoh buble di Indonesia adalah buble batu akik. Pada masanya, batu akik bisa dihargai sampai puluhan juta rupiah. Saat buble pecah, harganya yang puluhan juta juta hanya dihargai 200 ribu atau dibawah nya. Bisa dibaca pada artikel kompas ini -> Harga Batu Akik Terjun Bebas, Dibeli Rp 10 Juta, Dijual Rp 200.000
Apakah bitcoin buble ?
Bitcoin & cryptocurrency masih tergolong muda dan baru muncul pada 2009. Karakteristik utama harga komoditas baru memang biasanya seperti itu. Mereka akan naik puluhan kali lipat, kemudian jatuh. Setelah jatuh, harga nya akan kembali naik puluhan kali lipat dan membentuk harga tertinggi baru.
2. Bitcoin Tidak Memiliki Kegunaan di Dunia Nyata
Kritikus bitcoin mengklaim bitcoin tidak memiliki kegunaan dalam dunia nyata, atau kalau pun ada, biasanya digunakan dalam aktivitas ilegal.
Apakah benar seperti itu?
Setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan oleh bitcoin, yaitu sebagai alat pembayaran dan sebagai alat investasi.
Bitcoin pada awalnya ditujukan sebagai alat pembayaran yang murah dan efisien. Pembayaran antar negara sangat cepat dan murah dengan bitcoin dibanding dengan menggunakan dollar.
Bitcoin bisa digunakan sebagai alat investasi karena setiap tahun nilainya selalu naik dan tahan terhadap inflasi.
3. Bitcoin Tidak Memiliki Nilai Nyata / Nilai Intrinsik
Bitcoin memang tidak didukung dengan emas / dollar. Akan tetapi bitcoin sudah dirancang untuk tahan terhadap inflasi.
Jumlahnya yang dibatasi sebanyak 21 juta bitcoin, membuatnya semakin lama akan semakin langka.
Kemudian proses mining untuk mendapatkan bitcoin semakin lama akan semakin sulit. Proses ini dinamakan dengan halving. Mekanisme ini akan mengurangi hadiah dari proses mining sebanyak setengahnya (dalam artian meningkatkan kesulitannya dua kali lipat).
4. Bitcoin akan Digantikan Crypto Sejenis
Bitcoin selalu dikatakan akan mudah digantikan oleh crypto lain yang sejenis. Akan tetapi, sampat saat ini bitcoin masih merupakan crypto dengan kapitalisasi terbesar.
Crypto lain harganya cenderung mengikuti harga bitcoin. Ketika bitcoin naik, yang lainnya pun akan ikut naik, begitu pula sebaliknya.
Mungkin saat ini, hanya Ethereum lah yang paling mendekati bitcoin dari segi popularitas dan market cap. Itu pun masih setengahnya dri market cap bitcoin.
5. Berinvestasi di Bitcoin adalah Judi

Banyak orang menganggap investasi / membeli bitcoin adalah judi. Judi karena jika naik akan untung besar, jika rugi akan hilang seketika. “Cacing cacing naga naga” istilahnya.
Padahal ada perbedaan besar antara judi dengan investasi. Judi biasanya kita mempunyai kendali waktu. Kendali waktu sepenuhnya ada di Bandar. Sedangkan investasi, kendali waktu ada di kita sebagai investor. Kita bisa menjualnya kapan pun atau membeli kembali kapan pun yang kita mau.
6. Bitcoin tidak Aman
Ini adalah mitos yang sangat keliru. Mengapa ? karena untuk bisa melakukan hacking / serangan terhadap bitcoin kita perlu server / komputer yang jumlahnya sama dengan jumlah server bitcoin ditambah satu server tambahan.
Adapun serangan terhadap bitcoin umumnya tidak menyerang bitcoin langsung. Akan tetapi menyerang broker yang menjual bitcoin. Misal kasus Mt. Gox pada Februari 2014. Hacker menyerang sistem milik Mt. Gox dan mencuri bitcoin dari pelanggan Mt. Gox.
7. Bitcoin tidak Ramah Lingkungan
Mitos bitcoin tidak ramah lingkungan merupakan mitos terbesar. Bitcoin dikatakan sangat merusak lingkungan dan kehidupan manusia karena sangat boros listrik.
Padahal sebenarnya sistem keuangan yang ada saat ini lebih merusak dari pada bitcoin. Mesin ATM, kantos cabang bank, dan sistem bank lainnya tentu lebih membutuhkan listrik yang besar dari pada sistem bitcoin yang berjalan saat ini.
Kesimpulan
Itulah 7 mitos terbesar bitcoin. Setelah membaca artikel ini, apakah kamu masih tertarik untuk membeli bitcoin ? Terima kasih.